Powered By Blogger

Senin, 18 Agustus 2014

CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN

Cinta Bertepuk Sebelah Tangan
 

Saat itu aku duduk di bangku SMA dan aku kelas XI. Oh.. yah nama aku Vino dan umurku 16 tahun. 

Pada saat itu aku membencinya karena sikapnya yang super jutek dan menyebalkan membuatku kesal.

Dan lebih menyebalkannya lagi dia selalu satu kelas denganku. Akan tetapi setelah aku dekat dengannya ternyata dia orangnya perhatian dan baik kepada laki laki. Nama cewe ini adalah Ayana. Setelah ku tahu sifat aslinya aku berharap dan ingin menjadi kekasih hatinya.

Setiap kali aku melihatnya pasti hatiku berbunga-bunga, aku bertanya-tanya “Apakah ini yang dinamakan cinta?” 

Setelah ku mengetahui dia sudah memiliki pacar hatiku terasa sakit seperti disayat-sayat dan ku tak mampu menahan air mataku. Setiap hari aku menangis bersedih hati karena dia. Entah mengapa setiap aku ingin melupakannya hatiku terasa sakit sekali sehingga aku hanya bisa menangis. 

Meski begitu aku masih mengharapkannya,kata-kata itu keluar dari lubuk hatiku yang teramat dalam. Ketika itu aku melihatnya bergandengan tangan dengan pacarnya hatiku terasa sakit sekali akupun langsung menjauh dari mereka berdua, dengan alasan agar mereka tidak tahu kalau aku ini menangis.

Ali sahabatku mengejarku dan bertanya “Kamu kenapa No kok nangis?” aku sudah tidak mampu menyimpan persaanya dan aku pun bercerita tentang semua perasaanku ke Ayana kepada Ali. 

Di pagi hari aku berangkat ke sekolah dan tiba-tiba Ayana memanggilku dan mengajakku untuk bareng. Entah mengapa aku merasa nyaman sekali berada didekatnya. Setelah masuk ke kelas semuanya terlihat sedih. 

Kami bingung dan Ayana bertanya kepada Ali “Li, ini ada apa?” Ali menjawab pertanyaan itu sambil menangis “Pacar kamu.... pacar kamu mengalami kecelakaan tadi malam dan sekarang meninggal. ” Ayana Kaget sekali mendengar berita itu dan tak kuasa menahan air matanya.

Pada saat itu persaanku bercampur aduk ada senang dan sedihnya, senang karena Ayana pasti akan membuka hatinya dan sedih karena kehilangan salah satu orang teman. Keesokan harinya Ayana yang biasanya ceria tapi juteknya minta ampun hari ini terlihat murung dan bersedih hati karena ditinggal pergi tuk selamanya oleh kekasih yang dicintainya.

Aku menghampirinya dan berniat ingin menghiburnya “Hey... udah jangan berlarut dalam kesedihan biarkan dia bahagia di Surga. Kalau kamu sedih diapun tidak akan tenang di alam sana.” Ayana pun mulai tersenyum lagi dan menatap mataku dalam-dalam hal itu membuatku salah tingkah.

Ayana pun mulai ceria lagi dan aku mulai mendekati Ayana dan bertanya “Apakah kamu... akan membuka hatimu untuk orang lain?” ayana menjawab “Memang aku akan membuka hatiku untuk orang lain tapi bukan sekarang-sekarang lihat saja nanti.”. 

“ ayana sebenrnya kamu anggap aku itu sebagai apanya kamu?” tanyaku 

“Aku menganggap kamu sebagai sahabat terbaiku dan nggak lebih.” Saut ayana 

”Aku ithu sebenarnya suka sama kamu dari dulu tapi kenapa kau tak hiraukan aku??” tanyaku

“Kamu dengerin,aku itu anggap kamu sebagai sahabat terbaik dan nggak lebih dari itu aku tidak mencintaimu lebih baik kita bersahabat saja. ” jawab Ayana. 

*Aku langsung pergi dan meninggalkan* *sambil berlinangan air mata karena hatiku terasa seperti disayat-sayat*.

*Ketika aku berlari aku menabrak Ali*

Ali bertanya ”Kamu kenapa?”

“ Tadi aku nyatain perasaan aku ke Ayana dan dia menolaku dia menganggapku hanya sebagai sahabat terbaiknya saja dan nggak lebih dan dia tidak mencintaiku aku merasa sakit sakit sekali. ”

Keesokan harinya Ali ulang tahun dan mengadakan pesta aku dan Ayana diundang di acara ultahnya. Acara potong kuepun dimulai, Ali memberikan potongan kue pertama bukan kepadaku akan tetapi kepada Ayana. Hal itu membuatku cemburu dan bertanya-tanya kenapa Ali memberikan potongan kue pertamanya kepada Ayana? 

Ali memegang erat tangan Ayana dan menatap mata Ayana dalam-dalam dan menembaknya dengan setangkai bunga. Dan akhirnya mereka pun jadian, sebenarnya hatiku pedih pedih sekali akan tetapi aku juga seneng bisa melihat orang yang aku cinta dan sahabat terbaiku bahagia. Aku berpura-pura bahagia memberikan ucapan selamat kepada mereka berdua padahal didalam hatiku yang paling dalam terasa sakit dan pedih.  

Kini aku sadar bahwa cintaku itu bertepuk sebelah tangan. Meski mereka membuat aku sakit hati tapi aku balas dengan senyuman. Inilah akhir dari kisah cintaku kepada Ayana.

Tamat